Postingan Populer

Senin, 29 Maret 2021

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA "Skrining Alkaloid Infusa Daun Jambu Biji (Psidium Guajava) Dan Daun Sirih (Piper Betle)"

 LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

      Skrining Alkaloid Infusa Daun Jambu Biji (Psidium Guajava)  Dan Daun Sirih (Piper Betle)

 



 

DISUSUN OLEH :

 

Nama                          : Riski Agustian Pratama

Npm                            : F0I019049

Kelas                           : 2A

Kelompok                  : 3

Dosen Pengampu      : Apt., Suci Rahmawati, M.Farm.

 

 

 

 

LABORATORIUM FITOKIMIA

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2021

 

Skrining Alkaloid Infusa Daun Jambu Biji (Psidium Guajava)  Dan Daun Sirih (Piper Betle)

 

 

I.                   Tujuan Praktikum.

 

1.      mahasiswa dapat mengetahui kandungan alkaloid yang ada di dalam daun jambu biji dan daun sirih.

 

 

II.                 Dasar Teori

                 Alkaloid dari tanaman kebanyakan merupakan senyawa amina tersier dan yang lainnya terdiri dari nitrogen primer, sekunder, dan quartener ,Semula alkaloid mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya bersifat basa dan sebagian besar atom nitrogen ini merupakan cincin aromatis (Rohman,A.2009).

Berdasarkan asam amino penyusunnya, alkaloid asiklis yang berasal dari asam amino ornitin dan lisin. Alkaloid aromatis jenis fenilanin berasal dari fenilalanin, tirosin dan 3,4-dihidrosifenilalanin. Alkaloid indol yang berasal dari trifon.Sebagian besar alkaloid alami yang bersifat sedikit asammemberikan endapan dengan reaksi yang terjadi dengan reagent Mayer (Larutan Kaliummercuri Iodida); reagen Wangner (larutan Iodida dalam Kalium Iodida); dengan larutan asam tanat,reagent Hager (saturasi dengan asam pikrat); atau dengan reagent Dragendroff (larutan Kalium Bismuth Iodida). Endapan ini berbentuk amorf atau terdiri dari kristal dari berbagai warna. Cream (Mayer),Kuning (Hager),coklat kemerah – merahan (Wagnerm dan Dragendroff).

Caffein dan beberapa alkaloid tidak menimbulkan reaksi pengendapan. Ketelitian harus dimulai dari ekstraksi alkaloid yang diuji karena bahan akan membentuk endapan dengan protein. sebagian dari proteinakan membuat tidak larut dari bahan yang telah diekstrak oleh proses evaporasi atau mungkin disebabkan filtrat yang terbongkar. Jika ekstrak aslitelah dikonsentrasi ke konsentrasi rendah akan membentuk ekstrak alkaloid yang bebrbentuk basa dengan pertolongan suatu pelarut organik kemudian dimasukan dalam larutan asam encer (misalnya: Tartarat), larutan haus bebas dari protein dan siap untuk dilakukan uji alkaloid (Teyler.V.E,1988).

 

Pada pembuatan pereaksi wagner, iodium  bereaksi dengan I- dari kalium iodida menghasilkan ion I3- yang berwarna coklat pada uji wagner, ion logam K+ akan membentuk ikatan kovalaen koordinat dengan nitrogen pada alkaloid membentuk kompleks kalium-alkaloid yang mengendap (Syarifuddin, 1994).

 

      Skrining fitokimia merupakan suatu analisis kualitatif kandungan kimia tumbuhan atau bagian tumbuhan. Tujuan utama dari penapisan fitokimia adalah menganalisis tumbuhan untuk mengetahui kandungan bioaktif yang berguna untuk pengobatan. Fitokimia atau kimia tumbuhan merupakan disiplin ilmu yang mempelajari aneka ragam senyawa organik pada tumbuhan, yaitu mengenai struktur kimia, biosintesis, metabolisme, penyebaran secara ilmiah dan fungsi biologisnya. Pendekatan secara penapisan fitokimia meliputi analisis kualitatif kandungan dalam tumbuhan atau bagian tumbuhan (akar, batang, daun, bunga, buah dan  biji) terutama kandungan metabolit sekunder yang merupakan senyawa  bioaktif seperti alkaloid, flavonoid, glikosida, terpenoid, saponin, tanin dan  polifenol.

Metode yang dilakukan untuk melakukan penapisan fitokimia harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain: sederhana, cepat, dapat dilakukan dengan peralatan minimal, selektif terhadap golongan senyawa yang dipelajari, semi kualitatif dan dapat memberikan keterangan tambahan ada atau tidaknya senyawa tertentu dari golongan senyawa yang dipelajari (Teyler, 1988).

 Jambu biji merupakan tanaman dari genus Psidium dan terbagi menjadi banyak spesies. Tanaman ini bukan merupakan tanaman asli indonesia. Tanaman ini pertama kali ditemukan di Amerika Tengah oleh Nikolai Ivanovich Vavilov saat melakukan ekspedisi kebeberapa negara di Asia, Afrika, Eropa, Amerika, Selatan, dan Uni soviet tahun 1887-1942. Namun tanaman ini telah dibudidayakan di berbagai tempat di dunia, khususnya di daerah tropis dan subtropis seperti thailand, Taiwan, Indonesia, Jepang, Malaysia, dan Australia.1 Di Indonesia jambu biji memiliki nama daerah yang berbeda-beda yaitu glima breueh (Aceh), glimeu veru (Gayo), galiman (Batak Karo), masiambu (Nias), biawas, jambu biawas, jambu biji, jambu batu, jambu klutuk (Melayu), jambu klutuk (Sunda), bayawas, jambu klutuk, jambu krikil, petokal (Jawa tengah), jambu bhender (Madura), sotong (Bali), guawa (Flores), goihawas (Sika), gayawas (Manado), boyawat (Mongondow), koyawas (Tonsaw), dambu (Gorontalo), jambu paratugala (Makasar), jambu paratukala, (Bugis), jambu (Baree), kujabas (Roti), biabuto (Boul). (kayawase,2007)

Tanaman perdu atau pohon kecil dengan tinggi sekitar 4-10 meter. Termasuk tumbuhan bineal, yaitu tumbuhan yang untuk hidupnya, dari tumbuh sampai berbuah memerlukan waktu kurang lebih 2 tahun. Tanaman jambu biji dapat tumbuh subur dilahan ketinggian 5-1200 m di atas permukaan laut. . Curah hujan ideal yang diperlukan yaitu 1000-2000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun. Suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman jambu biji yaitu 23-28ºC dengan kelembapan udara yang rendah.. Jenis Jambu Biji Indonesia memiliki banyak koleksi jenis tanaman jambu biji. (widia 2009)

Ada beberapa jenis atau varietas jambu biji yang banyak dikenal masyarakat antara lain sebagai berikut:

a.       Jambu biji kecil jambu biji kecil atau jambu biji menir adalah salah satu jenis jambu yang unik dan menarik. Tanaman ini biasanyaditanam di pot karena penampilannya yang unik dan indah.

b.       Jambu biji sukun Jambu biji sukun cukup digemari banyak perkebunan karena merupakan salah satu jenis jambu tanpa biji. Namun, ada jenis jambu biji sukun yang berbiji. Jambu biji sukun tanpa biji atau berbiji termasuk buah unggul dan cocok dikembangkan dalam perkebunan skala besar.

 

Sirih adalah tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain. Sebagai budaya daun dan buahnya biasa dikunyah bersama gambirpinangtembakau dan kapur. Namun mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut dan pembentukan squamous cell carcinoma yang bersifat malignan. Juga kapurnya membuat pengerutan gusi (periodentitis) yang dapat membuat gigi tanggal, walaupun daun sirihnya yang mengandung antiseptik pencegah gigi berlubang.

Sirih digunakan sebagai tanaman obat (fitofarmaka); sangat berperan dalam kehidupan dan berbagai upacara adat rumpun Melayu.

Di Indonesia, sirih merupakan flora khas provinsi Kepulauan Riau. Masyarakat Kepulauan Riau sangat menjunjung tinggi budaya upacara makan sirih khususnya saat upacara penyambutan tamu dan menggunakan sirih sebagai obat berbagai jenis penyakit. Walaupun demikian tanaman sirih banyak dijumpai di seluruh Indonesia, dimanfaatkan atau hanya sebagai tanaman hias. (Netty,2008)

 

 

III. Alat Dan Bahan

3.1 Alat

·         Tabung reaksi

·         Pipet tetes

3.2 Bahan

·         Sampel infusa daun sirih

o   Sampel infusa daun jambu biji

·         Hcl 2N

·         Rx mayer

·         Rx wagener

·         Rx dragendrop

 

III.             ProsedurKerja

 

1.      Siapkan alat dan bahan

2.      masukkan 2 ml sampel infusa daun sirih ke dalam 3 tabung reaksi dan 2 ml sampel infusa jambu biji ke dalam 3 tabung reaksi.

3.      Tambahkan Hcl 2N Sebanyak 2 ml ke masing-masing tabung reaksi

4.      Lalu tambahkan juga RX Mayer ke setiap tabung reaksi (maka akan menghasilkan endapan putih)

Kemudian bila di tambahkan dengan Rx Wagener infusa daun sirih dan daun jambu biji akan menghasilkan endapan coklat, dan bila ditambahkan Rx.dragenrop akan menghasilkan endapan orange.

 

V. Hasil Dan Pembahasan

5.1 Hasil

            a.  Hasil Skrining Alkaloid Infusa Daun Sirih

No

Infusa Daun Sirih

Hasil

1.

2ml Infusa+ Hcl 2N (2ml)+ Rx Mayer

(+) Endapan Putih

2.

2ml Infusa+ Hcl 2N (2ml)+ Rx Wagner

(+) Endapan Coklat

3.

2ml Infusa+ Hcl 2N (2ml)+ Rx Dragendrop

(+) Endapan Orange

 

            b.  Hasil Skrining Alkaloid Infusa Daun Jambu Biji

No

Infusa Daun Jambu Biji

Hasil

1.

2ml Infusa+ Hcl 2N (2ml)+ Rx Mayer

(+) Endapan Putih

2.

2ml Infusa+ Hcl 2N (2ml)+ Rx Wagner

(+) Endapan kuning

3.

2ml Infusa+ Hcl 2N (2ml)+ Rx Dragendrop

(+) Endapan Orange

 

 

5.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini membahas tentang Skrining alkaloid terhadap infusa daun jambu bii dan daun sirih. 

 Alkaloid dari tanaman kebanyakan merupakan senyawa amina tersier dan yang lainnya terdiri dari nitrogen primer, sekunder, dan quartener ,Semula alkaloid mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya bersifat basa dan sebagian besar atom nitrogen ini merupakan cincin aromatis (Rohman,A.2009).

Berdasarkan asam amino penyusunnya, alkaloid asiklis yang berasal dari asam amino ornitin dan lisin. Alkaloid aromatis jenis fenilanin berasal dari fenilalanin, tirosin dan 3,4-dihidrosifenilalanin. Alkaloid indol yang berasal dari trifon.Sebagian besar alkaloid alami yang bersifat sedikit asammemberikan endapan dengan reaksi yang terjadi dengan reagent Mayer (Larutan Kaliummercuri Iodida); reagen Wangner (larutan Iodida dalam Kalium Iodida); dengan larutan asam tanat,reagent Hager (saturasi dengan asam pikrat); atau dengan reagent Dragendroff (larutan Kalium Bismuth Iodida). Endapan ini berbentuk amorf atau terdiri dari kristal dari berbagai warna. Cream (Mayer),Kuning (Hager),coklat kemerah – merahan (Wagnerm dan Dragendroff).

Hal pertama yang harus kita lakukan untuk memulai praktikum adalah persiapkan diri, alat dan juga bahan -bahan . untuk langkah kerjanya sebagai berikut Siapkan alat dan bahan , masukkan 2 ml sampel infusa daun sirih ke dalam 3 tabung reaksi dan 2 ml sampel infusa jambu biji ke dalam 3 tabung reaksi. Lalu, Tambahkan Hcl 2N Sebanyak 2 ml ke masing-masing tabung reaksi

Selanjutnya tambahkan juga RX Mayer ke setiap tabung reaksi (maka akan menghasilkan endapan putih)

Kemudian bila di tambahkan dengan Rx Wagener infusa daun sirih dan daun jambu biji akan menghasilkan endapan coklat, dan bila ditambahkan Rx.dragenrop akan menghasilkan endapan orange. Amati dan catat hasil/ perubahan yang terjadi pada masing- masing reaksi.

 

VI. Kesimpulan dan Saran

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum skrining infusa daun sirih dan daun jambu biji positif memiliki senyawa alkaloid. Karna pada setiap percobaan terdapat endapan.

6.2 Saran

Sebaiknya praktikan lebih memahami tentang prosedur maupun prinsip kera praktikum agar terhindar dari kesalahan kerja.          

 

DAFTAR PUSTAKA

1.      kayawase 1 Rick Son Y. Manihuruk, “Isolasi Senyawa Flavonoida dari Daun Tumbuhan Jambu Biji Australia (Psidium guajava L.)”, (Sumatera Utara : Skripsi Fakultas Mate,atika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UniversitasSumatera Utara, 2016)

2.      Widya Hapsari, “Pengaruh Penggunaan Explotab Sebagai Bahan Penghancur Terhadap Sifat Fisik Tablet Ekstrak Kering Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)”, (Surakarta : Skripsi Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2009),

3.       Netty Nur Azizah, “Isolasidan Identifikasi Jamur Endofit dari Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Penghasil Anti Bakteri Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus”, (Malang : Skripsi Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Malang, 2008), h 21-22

4.      Rohman,. A,.2009. Kromatografi untuk Analisis Obat. Graha Ilmu. Yogyakarta.

5.      Syarifuddin, N., (1994), Ikatan Kimia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

6.       Teyler.V.E et.al.1988.Pharmacognosy Edition 9th.Lea & Febiger.Phiadelphia.

0 comments:

Posting Komentar