Postingan Populer

Selasa, 22 Juni 2021

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA “PEMEKATAN SOXHLETASI BUAH LADA HITAM (Piper nigrum L.) MENGGUNAKAN ROTARY EVAPORATOR”

 LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

“PEMEKATAN SOXHLETASI BUAH LADA HITAM (Piper nigrum L.) MENGGUNAKAN ROTARY EVAPORATOR

 

 


  

DISUSUN OLEH :

Nama                    : Riski Agustian Pratama

NPM                     : F0I019049

Tingkat                 : 2 A

Kelompok             : 3

Dosen Pengampu  : Apt. Suci Rahmawati, M.Farm

 

 

 

LABORATORIUM FITOKIMIA

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2021



“PEMEKATAN SOXHLETASI BUAH LADA HITAM (Piper nigrum L.) MENGGUNAKAN ROTARY EVAPORATOR

I. Tujuan Praktikum

a.       Untuk mengetahui alat pemekatan rotary evaporator

b.     Untuk mengetahui cara pemekatan soxhletasi lada hitam/merica menggunakan rotary evaporator

c.       Untuk mengetahui hasil uji organoleptis pemekatan soxhlet lada hitam/merica

II. Landasan Teori

2.1 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani, simplisia pelikan atau mineral. Pada umumnya pembuatan simplisia meliputi beberapa tahapan, yaitu pengumpulan bahan, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengepakan, dan penyimpanan (Ritiasa, 2000). Simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh dan bagian tanaman.Simplisia hewani yaitu simplisia yang dapat berupa hewan utuh, bagian dari hewan atau zat berguna yang dihasilkan hewan, tetapi bukan berupa zat kimia murni. Simplisia pelikan atau mineral yaitu simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah secara sederhana belum berupa zat kimia murni (Agoes, 2007).

2.2 Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditentukan. (Dirjen POM, 2014). Penyarian adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dan tidak dapat larut dalam pelarut. Simplisia yang disari mengandung zat aktif yang terlarut dan tidak terlarut seperti serat, karbohidrat, protein, dan lain-lain. Proses penyarian yaitu pembuatan serbuk, pembasahan, penyarian dan pemekatan. Penyarian akan bertambah baik bila permukaan serbuk dalam simplisia bersentuhan dengan cairan penyari semakin luas, tetapi penyarian masih tergantung pada sifat fisik dan kimia dari simplisia. Bahan pelarut mengalir ke dalam ruang sel simplisia yang dapat mengakibatkan protoplasma membengkak dan bahan kandungan dalam sel akan terlarut sesuai dengan kelarutannya. Penyarian dapat dipengaruhi oleh:

a.       Derajat kehalusan simplisia

b.   Perbedaan konsentrasi dari pusat simplisia sampai ke permukaannya, maupun pada lapisan batas, sehingga suatu titik akan dicapai oleh zat yang tersari jika terdapat daya dorong untuk melanjutkan perpindahan massa

Jenis ekstraksi tergantung pada bahan kandungan serta stabilitas simplisia, tetapi karena banyak tumbuhan yang dapat larut dalam alkohol, air, atau etanol maka pelarut tersebut lebih banyak digunakan sebagai cairan pengekstraksi (Purwanto, 2009).

Salah satu jenis ekstraksi dengan pemanasan yaitu soxhlet. Metode ini efektif dalam mengekstrak senyawa bioaktif yang digunakan untuk mengisolasi piperin maupun lemak. Kadji, et al. (2013) menyatakan, ekstraksi cara soxhlet menghasilkan rendemen yang lebih besar jika dibandingkan dengan maserasi karena dengan adanya pemanasan dapat meningkatkan kemampuan pelarut untuk mengekstraksi senyawa-senyawa yang tidak larut didalam kondisi suhu kamar, serta terjadinya penarikan senyawa yang lebih maksimal oleh pelarut yang selalu bersirkulasi dalam proses kontak dengan simplisia sehingga memberikan peningkatan rendemen.

2.2.1 Soxhlet

Soxhlet merupakan metode ekstraksi padat-cair berkesinambungan dengan adanya pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan menggunakan bantuan pelarut. Kemampuan pemisahan terjadi karena setiap komponen memiliki kelarutan yang berbeda atau pemilihan jenis pelarut berdasarkan faktornya (titik didih, kelarutan). Prinsip soxhletasi adalah penyaringan yang berulang-ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Sampel yang ditumbuk halus ditempatkan dalam kantong berpori atau disebut “thimble” yang terbuat dari kertas saring atau selulosa yang kuat. Pelarut ekstraksi dipanaskan dalam labu bawah, menguap ke dalam bidal sampel, mengembun dalam kondensor dan kemudian menetes kembali (Azwanida, 2015).

2.3 Rotary Evaporator

Rotary evaporator merupakan alat yang digunakan sebagai penguapan larutan campuran. Alat ini berprinsip vakum destilasi yang berarti memisahkan suatu senyawa atau zat dari sumbernya melalui pemanasan secara vakum. Alat ini sering digunakan karena dapat  menguapkan pelarut di bawah titik didih sehingga zat tidak rusak oleh suhu yang tinggi (Firdaus, 2011). Pada rotary evaporator terdapat vakum yang berfungsi untuk memisahkan suatu larutan dari pelarut dan menghasilkan ekstrak dengan kandungan kimia yang diinginkan. Alat ini dibantu oleh adanya pemanasan dan pemutaran. 

(Gambar 1. Rotary Evaporator)

Komponen rotary evaporator yaitu ruang hampa memompa dan pengontrol, suatu botol yang dapat berputar dapat dipanaskan pada rendaman cairan yang dipanaskan, dan suatu pemadat dengan suatu air kondensasi yang mengumpulkan botol. Sehingga, bahan pelarut dapat dipindahkan tanpa pemanasan berlebihan. Penguapan di bawah ruang hampa dapat dilakukan penyulingan standard. Penguap yang berputar mempunyai suatu keuntungan kunci yaitu cairan dikeluarkan dari botol dengan gerakan yang sentrifugal yang menciptakan suatu area permukaan lebih besar cairan dan karenanya mempertimbangkan penguapan lembut cepat (Mardi, 2005).

2.4 Uraian Tanaman

2.4.1 Klasifikasi Lada Hitam (Piper nigrum L.)

Kingdom       : Plantae

Kelas             : Magnoliophyta

Sub kelas       : Magnolidae

Super ordo    : Magnoliidae

Ordo             : Piperales

Famili            : Piperaceae

Genus            : Piper L.

Spesies          : Piper nigrum (USDA, 2010).

  

 (Gambar 2. Buah Lada Hitam)

2.4.2 Deskripsi Lada Hitam (Piper nigrum L.)

Tanaman ini memiliki nama daerah yaitu Lada (Aceh, Batak, Lampung, Buru, dan Nias), raro (Mentawai), lado (Minangkabau), merico (Jawa), maica (Bali), ngguru (Flores), malita lo dawa 5 (Gorontalo), marica atau barica (Sulawesi Selatan). Daun berbentuk almond, meruncing di arah ujung, hijau gelap dan berkilau di bagian atasnya, hijau pucat pada bagian bawahnya dan tersusun teratur pada batangnya. Bunganya terbentuk dalam kelompok-kelompok disepanjang tangkainya dan dikenal sebagai ujung runcing. 50-150 dengan warna bunga keputihan hingga kuning-kehijauan yang diproduksi pada bagian ujung yang runcing. Tekstur buahnya kasar, seperti beri, ukuran diameter hingga 6 mm, pada awal berwarna kehijauan dan akan berubah merah saat matang, masing-masing berisi benih tunggal. 50-60 buah dihasilkan pada bagian ujung yang runcing (Vasavirama, 2014).

2.4.3 Kandungan Kimia dan Khasiat Lada Hitam (Piper nigrum L.)

Piper nigrum dalam ekstrak aquoeous, ekstrak metanol dan ekstrak etanol positif mengandung karbohidrat, protein, tannin, fenol, kumarin, alkaloid dan antrakuinon. Kandungan alkaloid Piper nigrum sebanyak 5- 9% mengandung senyawa utama piperin, piperidin, piperetin, dan piperenin (Kadam et al, 2013). Asha et al (2014) menggunakan pelarut etanol dengan metode sokletasi juga dapat menyaring komponen alkaloid sebesar 14,6%, flavonoid 81,2%, dan tanin 17%. Flavonoid dan tanin merupakan senyawa telah dikenal memiliki aktivitas antibakteri (Guyot et al., 1999). Piperin merupakan alkaloid mayor pada buah lada hitam yang telah terbukti memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. aureus (Al-shahwany, 2014). Lada hitam (Piper nigrum) beberapa digunakan untuk mengobati berbagai keluhan pada pencernaan, demam, obesitas dan keluhan pernafasan yang disebabkan oleh berbagai patogen, diantaranya bakteri, virus maupun jamur (Ahmad et al, 2012). Piperin memiliki efek sebagai anti-kanker dan anti-mikroba (Gorgani, 2017). Ekstrak etanol dari lada hitam ditampilkan pada anti-mikroba dengan spektrum yang luas dan efek antibakteri yang signifikan terhadap bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif (Zarai, 2013). 

 

 

III. Alat dan Bahan

3.1 Alat

·         Rotary evaporator

·         Waterbath

·         Pompa air

·         Spatel

·         Pot obat

3.2 Bahan

·         Soxhletasi Lada hitam serbuk/merica (Piper nigrum L.)

·         Aquadest

 

 

IV. Prosedur Kerja

1. Siapkan alat dan bahan

2. Masukkan soxhletasi merica ke dalam labu rotary evaporator. Kemudian letakkan pada alat rotary evaporator

3. Atur suhu waterbath sampai 78oC

4. Nyalakan rotary evaporator dan atur putaran menjadi 60 putaran, tunggu ad sampel berbuih, kental, dan pekat

5. Lalu hentikan putaran rotary evaporator dan jauhkan labu dari waterbath

6. Nyalakan vakum dan biarkan sampel dingin

7. Keluarkan sampel dari labu

8. Masukkan ke dalam pot obat, beri label dan simpan di dalam kulkas

9. Lakukan pengamatan organoleptis

                                                    

 

V. Hasil dan Pembahasan

5.1 Hasil

Uji Organoleptis

Warna

Bentuk

Rasa

Bau

Gambar

Coklat kekuningan pekat

semisolid

Pedas

Aromatis


 

 

5.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini yaitu pemekatan soxhletasi buah lada hitam/merica (Piper nigrum L.) menggunakan rotary evaporator yang merupakan proses merubah zat cair menjadi pedat seperti salep dari hasil ekstraksi soxhletasi yang dilakukandengan penyaringan berulang dengan pemanasan. Soxhlet merupakan metode ekstraksi padat-cair berkesinambungan dengan adanya pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan menggunakan bantuan pelarut. Kemampuan pemisahan terjadi karena setiap komponen memiliki kelarutan yang berbeda atau pemilihan jenis pelarut berdasarkan faktornya (titik didih, kelarutan). Prinsip soxhletasi adalah penyaringan yang berulang-ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. (Azwanida, 2015). Metode ini digunakan untuk simplisia yang memiliki kandungan stabil dalam pemanasan seperti piperin maupun lemak.

Hasil pemekatan diperoleh dengan menggunakan rotary evaporator yang merupakan alat penguapan larutan campuran dengan berprinsip vakum destilasi yang berarti memisahkan suatu senyawa atau zat dari sumbernya melalui pemanasan secara vakum. Alat ini sering digunakan karena memiliki suatu keunggulan yaitu dapat  menguapkan pelarut di bawah titik didih sehingga zat tidak rusak oleh suhu yang tinggi. Alat ini bekerja dengan adanya pemanasan dan pemutaran, serta vakum yang berfungsi untuk memisahkan suatu larutan dari pelarutnya dan kecepatan bekerja sangat cepat apabila dibantu dengan vakum. Keuntungan lain yang didapatkan menggunakan pemanasan air yaitu menghasilkan titik didih pelarut yang merata.

Hasil pemekatan soxhletasi buah lada hitam/merica (Piper nigrum L.) pada penguapan dalam labu dengan evaporasi rotary evaporator  suhu 78oC dalam waterbath dan perputaran 60 yaitu menghasilkan uji organoleptis berwarna coklat kekuningan pekat, berbentuk semisolid seperti salep yang masih mengandung air, berbau aromatis, dan berasa pedas. Perputaran labu ini berfungsi untuk mempercepat proses pemisahan zat terlarut dari pelarutnya. Hasil yang didapatkan agar bebas dari kandungan air yaitu harus dikeringkan menggunakan eksikator.

Buah lada hitam/merica (Piper nigrum L.) merupakan tanaman obat tradisional yang sering dimanfaatkan masyarakat sebagai bumbu masakan karena rasanya yang pedas dapat menambah selera masakan, tanaman ini juga digunakan sebagai pengobatan antiinflamasi, antipiretik, maupun antibakteri. Ekstrak lada hitam/merica dengan pelarut etanol mengandung positif karbohidrat 5-9%, protein, tannin, fenol, kumarin, alkaloid, antrakuinon, dan senyawa utama piperin, piperidin, piperetin, dan piperenin (Kadam et al, 2013). Pada penelitian Asha et al (2014) membuktikan bahwa penggunaan pelarut etanol dengan metode soxhletasi dapat menyaring komponen alkaloid sebesar 14,6%, flavonoid 81,2%, dan tanin 17% yang dapat digunakan sebagai antibakteri seperti S. aureus. Lada hitam (Piper nigrum) juga digunakan untuk mengobati berbagai keluhan pada pencernaan, demam, obesitas dan keluhan pernafasan yang disebabkan oleh berbagai patogen, diantaranya bakteri, virus maupun jamur (Ahmad et al, 2012). Piperin memiliki efek sebagai anti-kanker dan anti-mikroba (Gorgani, 2017). Ternyata pada penelitian Zarai (2013) juga menyatakan ekstrak etanol dari lada hitam ditampilkan pada anti-mikroba dengan spektrum yang luas dan efek antibakteri yang signifikan terhadap bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif.

 

 

VI. Kesimpulan dan Saran

6.1 Kesimpulan

Alat yang digunakan pada pemekatan soxhletasi yaitu rotary evaporator yang memiliki prinsip kerja memisahkan suatu senyawa dari sumbernya melalui pemanasan dan pemutaran secara vakum. Hasil pemekatan soxhletasi buah lada hitam/merica (Piper nigrum L.) yaitu menghasilkan uji organoleptis berwarna coklat kekuningan pekat, berbentuk semisolid seperti salep, berbau aromatis, dan berasa pedas. Khasiat ekstrak lada hitam sangatlah banyak terutama dalam kandungannya yaitu komponen alkaloid dan piperin yang dapat digunakan sebagai demam, bahkan antibakteri seperti S. aureus.

6.2 Saran

Sebaiknya untuk menggunakan pelarut, dilihat terlebih dahulu bahan kandungan dan stabilitas simplisia. Pada pemekatan soxhletasi untuk mendapatkan ekstrak yang bebas dari kandungan air, destilat harus dikeringkan menggunakan eksikator.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G. (2007). Teknologi Bahan Alam. Bandung: Press Bandung.

Al-Shahwany. (2014). Alkaloids and Phenolic Compound Activity of Piper nigrum against Some Human Pathogenic Bacteria. Biomedicine and Biotechnology, 20-28.

Azwanida. (2015). A Review on the Extraction Methods Use in Medicinal. Plants, Principle, Strength and Limitation. Medicinal & Aromatic. Plants, 12.

Firdaus. (2011). Teknik dalam Laboratotium Kimia Organik. Universitas Hasanudin.

Gorgani, M. N. (2017). Piperine—The Bioactive Compound of Black Pepper: From Isolation to Medicinal Formulations. Institute Food Technol, 16.

Kadji, R. d. (2013). Uji Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Etanol Daun Soyogik (Saurauia bracteosa DC). Manado: FMIPA UNSRAT.

Mardi, Z. D. (2005). Kandungan Kimia Minyak Atsiri Tumbuhan Pandanus amaryllifolius. Skripsi.

POM, D. (2014). Farmakope Indonesia V. Jakarta: Depkes RI.

Purwanto, T. L. (2009). Optimasi Volume Etanol dan Aquadest dalam Proses Perkolasi Daun Stevia (Stevia rebaudiana Bertonii M.) Dengan Aplikasi Desain Faktorial. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Ritiasa, K. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Direktorat Pengawasan Obat Tradisional.

USDA. (2010). Irrigation timing and fertilizer rate in peppers. In: Proceedings of the 29th Annual Horticulture Industries Show. Oklahoma: Tulsa.

Zarai, B. S. (2013). Antioxidant and antimicrobial activities of various solvent extracts, piperine and piperic acid from Piper nigrum. LWT-Food Sci Technology, 634-641.



LAMPIRAN


(Atur suhu waterbath sampai 78oC)


 (Atur putaran rotary evaporator menjadi 60 putaran)


(Tunggu hingga sampel berbuih, kental, dan pekat)


(Masukkan ke dalam pot obat, beri label dan simpan di dalam kulkas)

0 comments:

Posting Komentar